GRINGSING, BATANGPOS.COM — Kementerian Keuangan memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Rp2,25 triliun.
Penyertaaan modal kepada salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu untuk subsidi pembiayaan unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui program Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).
”PT. SMF di tahun 2021 mendapat PMN sebesar Rp2,25 triliun, modal ini untuk mendukung pembiayaan 157.500 unit rumah bagi MBR, melalui program Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui usai menghadiri penandatanganan Letter Of Commitment PMN tahun 2021 kepada PT. SMF di Kawasan Industri Terpadu, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jumat 11 Maret 2021.
Menurut Sri Mulyani, berdasarkan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021, dana untuk SMF tersebut untuk mendukung pemerintah dalam rangka meningkatkan peran perusahaan sebagai fasilitas likuiditas.
“Kabupaten Batang mendapatkan kuota rumah bersubsidi sebanyak 495 unit rumah. Saya sudah bertemu langsung penerima kredit pembelian rumah bersubdi. Mereka sangat membutuhkan rumah yang terjangkau. Subsidi yang kita berikan bisa uang muka atau pemberian pinjaman selama 15 tahun,” jelasnya.
Tidak hanya di Batang, seperti Kabupaten Kendal dan Kabupaten lainnya mendapatkan bantuan rumah bersubsidi yang totalnya mencapai 1.300 unit rumah dengan nilai anggaran Rp 1 triliun.
Program ini, lanjut Sri Mulyani, dilakukan oleh PT. SMF dan PT. BTN yang melakukan pembiayaan untuk pembelian rumah tersebut agar masyarakat mudah mendapatkannya, prosesnya mudah dan cepat sesuai yang tadi diungkapkan penerima rumah bersubsidi.
“Tujuan penambahan PMN kepada SMF bisa menunjang program pemerintah dibidang perumahan, memenuhi kebutuhan MBR akan tempat tinggal yang layak dan terjangkau, serta membantu mengatasi permasalahan maturity mismatch dari bank penyalur KPR,” terangnya.
Selain itu, juga untuk meningkatkan pembiayaan perumahan serta mendorong bergeraknya sektor riil. Dengan begitu, akan membuka lapangan kerja dan menurunkan tingkat pengangguran sehingga memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi.